Showing posts with label Wisata Situs Sejarah dan Budaya. Show all posts
Showing posts with label Wisata Situs Sejarah dan Budaya. Show all posts

Sunday, 2 September 2018

Para Peselancar Dunia Dipeusijuk Sebelum Turun Laut 

Para Peselancar Dunia Dipeusijuk Sebelum Turun Laut. (Doc. Istimewa)
Simeuelue - Para peselancar dunia dilakukan Peusijuk (tepung tawar) sebelum mereka turun ke laut untuk melakukan surfing. Peusijuk umumnya dilakukan masyarakat Aceh sebagai bentuk syukur terhadap keselamatan dan kesuksesan setiap yang ingin di raihnya. 

Prosesi tepung tawar terhadap para peselancar yang berasal dari 14 negera di dunia oleh Wakil Bupati Simeulue, Afridawati dan Azizah Nur perwakilan dari Disbudpar Aceh. Selain peusijuek, juga disuguhkan berbagai tarian tradisional Simeuelue, seperti tarian pemulia jamee, debus dan nanadong yang diiringi biola dan gendang. 

“Kami sangat senang berselancar di pantai-pantai di Simeulue. Ombaknya bagus dan pantainya alami. Kami senang bermain di lokasi yang alami,” kata Ketua Word Surf Surf (WSL), Steave Robenson ketika memberi sambutan pada pembukaan Aceh Internasional Surfing Championship (AISC) ke IV di Pantai Matanurung, Sabtu (1/9).

Steave juga mengaku senang karena setiap tahun ada AISC digelar di Kabupaten Simeulue. Ia berharap agar even serupa bisa terus dilaksanakan setiap tahunnya.

"Kami mengagumi lokasi surfing di wilayah pantai Kabupaten Simeulue. kami datang ke sini untuk berselancar, kami ingin cepat cepat bisa turun ke laut," sebutnya. 

Wakil Bupati Simeulue, Afridawati mengaku Pemerintah Simeulue akan terus meningkatkan angka kunjungan wisatawan manca negara. dengan melakukan gebrakan - gebrakan lain dalam yang bisa mengundang daya minat wisatwan untuk ke Simeulue.

"Kami akan terus meningkatkan kunjungan wisatwan manca negara. Ke depan selain surfing juga akan ada kunjungan kapal layar "yacht" dengan cara menyuguhkan wisata laut yang tradisional, semoga Pemerintah Aceh dan Kementrian Pariwisata akan terus mendukung dari banyak sisi," harap Afridawati. 

Sementara perwakilan Disbudpar Aceh, Azizah Nur juga menambahkan, pihaknya dari provinsi akan selalu menyupport setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Disbudpar Simeulue untuk tujuan promosi wisata di kabuten itu. 

“Untuk tujuan promosi wisata, kita dari provinsi akan terus mendukung kegiatan wisata yang digelar di Simeulue ini, begitu juga untuk kabupaten/kota lainnya di Aceh,” ujar Azizah.[] Rilis

Monday, 13 August 2018

Destinasi Wisata Bahari Juga Dipamerkan di PKA VII

Doc. Istimewa
Banda Aceh - Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) VII bukan hanya menampilkan ragam budaya dari seluruh pelosok Aceh. Namun, informasi daerah yang memiliki wisata bahari juga ikut dipamerkan.

Keindahan wisata bahari yang ada di Aceh memang tak perlu diragukan lagi. Setiap daerah pesisir Aceh memiliki keindahan tersendiri dengan destinasi wisatanya. Seperti di Sabang, Pulau Banyak Aceh Singkil, Pulau Simeuleu, Aceh Selatan dan lainnya.

Salah satu yang paling ramai dikunjungi ialah anjungan Sabang. Di situ terdapat informasi wisata yang lengkap dengan miniaturnya. Contohnya, miniatur kapal tua bersejarah yang dulu sempat singgah di Sabang.
Doc. Istimewa
Kemudian, beragam ikan hias yang hidup di karang laut Iboh. Juga dipamerkan dalam akuarium kecil dan bersama biota laut lainnya. Tak hanya itu, informasi destinasi wisata di pulau Weh itu, juga disajikan dalam brosur lengkap dengan penjelasan dan rute perjalanannya.

Sedangkan di Anjungan Simeulue, pihak panitia setempat juga memasang beberapa brosur tentang lokasi wisatanya. Seperti Pantai Busung, Pantai Ganting, Pulau Minceu dan lokasi surfing yang bertaraf Internasional.

Daerah yang dijuluki sebagai daerah penghasil lobster ini, tak ketinggalan memajang sekitar 8 ekor lobster yang sudah diawetkan di samping pintu masuk.

"Ini bagian dari identitas Simeuleu, bahwa di Pulau Simeulue lobster itu melimpah," kata Wirda salah seorang penjaga anjungan Kabupaten Simeulue.
Doc. Istimewa
Selanjutnya, di dalam anjungan Kabupaten Aceh Selatan juga menonjolkan berbagai informasi wisata bahari di daerah tersebut. Banyak informasi destinasi wisata yang bisa dijadikan referensi, seperti informasi mengenai Pulau Dua, Batu Berlayar, Pulau Seurudung, Putri Termenung, Gelombang Tujuh dan pantai yang eksotik di daerah tersebut.

Semua informasi tentang destinasi itu ada di Anjungan Kabupaten Aceh Selatan.

Terakhir, Anjungan Kabupaten Aceh Singkil juga tak ingin ketinggalan untuk mengenalkan destinasi wisatanya ke pengunjung PKA 7. Salah satunya destinasi di Kepulauan Banyak.

Informasi terkait aktifitas yang bisa dilakukan di pulau ini juga bisa di dapatkan di Anjungan Aceh  Singkil. Mulai informasi snorkeling, Surfing hingga menikmati pulau-pulau eksotis di daerah itu.

Kegiatan PKA 7 akan berlangsung hingga 15 Agustus mendatang. Jadi, selain mengenal budaya pengunjung juga dijajakan beragam informasi tentang destinasi wisata bahari unggulan di seluruh daerah di Aceh.[] Rilis

Tuesday, 12 December 2017

Candi Muaro Jambi

(Objek Wisata Sejarah di Provinsi Jambi)
Candi Muaro Jambi, terletak di Kabupaten Muaro Jambi. (Doc. soloraya.com). 
Jika Anda berkunjung ke Kota Jambi, maka jangan lupa untuk berkunjung ke objek wisata sejarah yang satu ini. Candi Muaro Jambi merupakan salah satu tempat wisata favorit bagi para wisatawan yang mengunjungi Kota Jambi. Jarak yang tidak terlalu jauh dari pusat kota, disertai dengan akses yang cukup mudah membuatnya menjadi salah satu tujuan objek wisata yang cukup populer di kalangan masyarakat dan wisatawan di Jambi.

Meskipun tidak sepopuler berbagai situs candi purbakala yang ada di Pulau Jawa, situs Candi Muaro Jambi ini terbilang tidak kalah menarik untuk dikunjungi. Berbagai macam bangunan candi disertai dengan situs-situs sejarah lainnya, akan memberikan Anda banyak pelajaran dan informasi mengenai sejarah di Indonesia. Meskipun masih dalam tahap rekonstruksi, salah satu tempat wisata di Jambi ini telah dapat dibuka untuk dikunjungi para wisatawan yang ada di Kota Jambi.

Kumpulan Candi dalam Satu Wilayah
Di kompleks situs Muaro Jambi, ada beberapa situs purbakala berbentuk candi yang dapat dinikmati oleh para wisatawan. Tercatat ada lebih dari 6 candi yang sudah dapat dikunjungi oleh para wisatawan di komplek situs ini, dan ada beberapa candi lainnya yang sedang dalam proses perbaikan.

Hingga saat ini, tercatat ada lebih dari 80 reruntuhan bangunan kuno yang ditemukan di lokasi situs sejarah di Kota Jambi ini. Beberapa candi yang sudah dapat dikunjungi oleh para wisatawan di komples situs wisata ini yaitu candi Tinggi, Candi Gendong 1 dan 2, Candi Vando Astano, Candi Kembar Batu, dan Candi Cumpung.

Selain candi-candi tersebut, wisatawan juga dapat menikmati beberapa objek wisata lainnya seperti kolam Telago Rajo dan juga berbagai kanal-kanal tua yang ada di sekitar kompleks wisata situs sejarah ini.

Sejarah
Berdasarkan informasi dari pemerintah setempat, candi ini merupakan sisa-sisa kekuasaan dari kerajaan Siriwijaya yang kini telah tiada. Candi ini diperkirakan dulunya merupakan pemukiman penduduk kerajaan kuno di sekitaran Abad sembilan hingga lima belas Masehi.

Candi ini diyakini merupakan salah satu pusat penyebaran dan juga perkembangan agama Budha di Indonesia.

Lokasi
Lokasi Candi Muaro Jambi ada di daerah kompleks Situs Muaro Jambi, tepatnya di Kabupaten Muaro Jambi. Jarak lokasi kompleks ini dari pusat kota jambi sekitar 30 kilometer. Objek wisata sejarah berupa candi ini membentang mengitari tepian sungai Batanghari sekitar lebih dari 7,5 kilometer.

Ada banyak fasilitas angkutan baik umum maupun pribadi yang dapat dimanfaatkan untuk menuju lokasi kompleks candi ini. Anda dapat menggunakan berbagai tranportasi umum seperti bus maupun angkot yang menuju ke lokasi kompleks percandian ini, atau jika Anda tidak ingin terganggu oleh orang lain, Anda juga bisa menyewa mobil carteran yang banyak tersedia di pusat kota Jambi.
Letak Lokasi Candi Muaro Jambi
Akomodasi dan Fasilitas
Bila Anda yang berasal dari luar Kota Jambi ingin mengunjungi objek wisata sejarah Candi Muaro Jambi ini, Anda dapat memanfaatkan berbagai macam fasilitas dan juga akomodasi penginapan yang ada di Kota Jambi. Jarak Kota Jambi dengan lokasi tempat wisata sejarah ini terbilang cukup dekat. Untuk itu, Anda tidak perlu khawatir untuk berbagai permasalahan akomodasi penginapan ataupun transportasi.
Tidak hanya mudah untuk ditemukan, Anda juga dapat menyesuaikan tempat menginap Anda dengan kemampuan finansial yang Anda miliki. Ada banyak pilihan tempat menginap dari mulai hotel hingga wisma dengan harga yang bervariatif..[] Sumber: infowisatalengkap.com

Friday, 8 December 2017

Istana Siak Sri Indrapura, Kerajaan Islam Terbesar Di Riau

Istana Siak Sri Indrapura, Riau. (@Doc. wisatasumatera.com)
Istana siak terletak di pusat ibu kota kabupaten siak tepatnya yakni di kota siak sri indrapura. Kabupaten siak sebuah kabupaten yang berbatasan langsung dengan kabupaten pelalawan dan kebupaten bengkalis, dari pusat kota Pekanbaru memerlukan waktu perjalanan sekitar 2 jam, bisa menggunakan kendaraan pribadi roda dua maupun roda empat.

Posisi Istana Siak ini sangat strategis, karena dekat dengan sungai siak yang merupakan pusat pelayaran zaman dahulu. Selain bisa di kunjungi memalui jalur darat Anda juga bisa menggunakan speedboat dari pekanbaru jarak tempuh menuju Pelabuhan Kota Siak ± 2 jam.

Istana Siak Sri Indrapura ini merupakan istana megah sisa dari peninggalan Kesultanan Siak yang merupakan kerajaan penganut agama Islam terbesar di Riau pada abad ke 16-20 yang lalu. Istana Siak ini memiliki sebutan lain yaitu Istana Asherayah Al Hasyimiyah. Istana yang dibangun tahun 1889 oleh Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaiffudin memiliki bangunan yang menarik perhatian wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.

Didalam istana siak terdapat banyak peninggalan yang memiliki nilai sejarah yang tinggi, penginggalan kejayaan seperti cermin permaisuri, piring, sendok, meriam, keris dan masih banyak lagi lainnya.
Alat Musik Komet Yang Ada Di Istana Siak Sri Indrapura, Riau. (@Doc. wisatasumatera.com)
Sesuatu yang menjadi daya tarik pengunjung di istana siak ini adalah dengan terdapatnya peninggalan sejarah yang dinamakan Komet, yaitu sebuah alat musik classic yang hanya ada 2 buah saja di dunia ini, hanya ada di istana siak sri indrapura dan satu lagi di negara Jerman. Diperkirakan piringan yang terbuat dari baja tersebut beratnya 5 Kg, tinggi alat musik ini sekitar 3 meter dan lebarnya sekitar 90 cm.

Sumber musik yang digunakan berupa piringan yang terbuat dari baja yang berbentuk lingkaran. Tidak berbeda jauh dengan alat musik gramofon, untuk memainkan alat musik yang dibawa ke Siak pada tahun 1896 ini harus diputar secara manual terlebih dahulu.

Di dalam alat musik tersebut tertulis sebuah penjelasannya, yakni “Komet, sejenis alat musik gramopon piringnya terbuat dari baja yang terdiri dari musik-musik instrumen klasik Jerman abad VIII ciptaan komponis terkenal Beethoven, Mozart, dan Strauss dibawa oleh Sultan Siak XI tahun 1896 dari lawatannya ke Eropa.”

Biaya Masuk
Untuk masuknya jika hari biasa biasanya tidak dipungut biaya, namun jika hari hari besar biasanya dikenakan tiket masuk sebesar Rp. 5.000.[] Sumber: wisatasumatera.com

Alamat Istana Siak
Jalan Sultan Syarif Kasim, Kabupaten Siak, Riau

Translate

Artikel Terbaru

Artikel Populer